Saya beruntung karena terlahir dari keluarga menengah. Garis ibu, keluarga pedagang. Garis bapak, keluarga BUMN. Masa TK sudah nonton bioskop di Kudus dan mengenal berbagai mainan.
Meski besar di Papua, saya beruntung kebutuhan membaca saya tercukupi. Bapak senang membaca Majalah Tempo. Saya membaca buku di sekolah, buku yang dibelikan Ibu atau dipinjamkan Bapak dari kantornya.
Meski berpisah dari orangtua, saya beruntung menikmati pendidikan menengah di sekolah negeri yang memadai. Di sekolah favorit pada masanya. Pun ketika tidak naik kelas, saya beruntung pindahnya tetap di sekolah negeri yang memadai.
Berkuliah pun, saya beruntung dapat kesempatan di perguruan tinggi negeri. Gagal di satu perguruan tinggi negeri, saya beruntung pindah tetap di perguruan tinggi negeri. Lulus kuliah, saya beruntung langsung ditawari pekerjaan di kampus dan kemudian ditawari beasiswa S2. Lulus S2, saya beruntung diterima sebagai pegawai negeri sipil.
Setelah mundur dari PNS, saya beruntung dapat tawaran dan kesempatan dari sejumlah pihak untuk tetap bisa berkontribusi pada masyarakat.
Tulisan ini saya buat karena tergugah oleh tulisan @NajelaaShihab mengenai Delusi Kesetaraan, yang bagian akhirnya berisi kalimat ini:
Anda ingin ambil peran menggerakkan perubahan pendidikan? Mulailah dari mengakui kemewahan yang kita dapatkan, kesempatan yang kita peroleh, yang bukan semata-mata murni karena kita berprestasi tetapi karena begitu banyak faktor di luar diri yang ikut memengaruhi keberhasilan kita sampai di titik ini. (Tulisan lengkap, klik Delusi Kesetaraan)
Jadi ketika saya memilih tetap berjuang melakukan perubahan pendidikan, itu bukan karena saya hebat, tapi itulah pilihan cara yang bisa saya lakukan untuk membayar hutang “kemewahan” yang saya dapatkan.
Mari kita refleksikan semua kemewahan yang kita dapatkan sehingga berada pada posisi saat ini. Dan kemudian kita bersama-sama membayar hutang pada pendidikan, terlibat untuk melakukan perubahan pendidikan. Dengan cara yang bisa kita lakukan!
Ayo bersama memastikan semua dan setiap anak Indonesia mendapatkan pengalaman merdeka belajar, setiap hari!
#Merdekabelajar #Kesetaraanpendidikan #keadilanpendidikan